Dalam era modern, hubungan antara anak dan lingkungan sosialnya termasuk orang tua, guru, dan teman sebaya semakin kompleks. Peranan manajemen dalam membentuk dan menjaga hubungan anak menjadi krusial, terutama dalam konteks pendidikan dan pengasuhan. Manajemen bukan hanya konsep organisasi, tetapi juga pendekatan sistematis dalam membentuk perilaku, emosi, dan interaksi sosial anak.
Rumusan Masalah
Bagaimana peranan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan) dalam membentuk hubungan anak yang sehat dan produktif?
Tujuan Penelitian
Menjelaskan kontribusi manajemen dalam membentuk hubungan anak yang harmonis, serta mengkaji pendapat para ahli tentang pendekatan manajerial dalam pengasuhan dan pendidikan anak.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Manajemen dalam Konteks Psikososial Anak
Menurut George R. Terry (1972), manajemen adalah “suatu proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan tertentu.” Dalam konteks hubungan anak, tujuan tersebut bisa berupa pembentukan karakter, empati, dan kemampuan sosial.
Ahli psikologi perkembangan seperti Erik Erikson menekankan pentingnya fase-fase perkembangan sosial anak. Dalam tahap “initiative vs guilt” (usia 3–5 tahun), anak mulai membentuk relasi dan inisiatif sosial. Manajemen yang baik dapat membantu anak melewati fase ini dengan rasa percaya diri.
2. Perencanaan dalam Hubungan Anak
Perencanaan dalam konteks pengasuhan anak mencakup penetapan nilai, rutinitas, dan batasan. Menurut Diana Baumrind (1967), pola pengasuhan yang otoritatif yang menggabungkan kehangatan dan struktur menunjukkan hasil terbaik dalam perkembangan sosial anak.
Contoh: Orang tua yang merencanakan waktu bermain, belajar, dan istirahat secara konsisten membantu anak memahami ritme hidup dan membentuk hubungan yang stabil.
3. Pengorganisasian Lingkungan Sosial Anak
Pengorganisasian mencakup penataan lingkungan fisik dan sosial anak. Menurut Lev Vygotsky, interaksi sosial adalah fondasi utama dalam perkembangan kognitif. Maka, pengorganisasian kelompok bermain, kegiatan ekstrakurikuler, dan interaksi keluarga menjadi bagian penting dari manajemen hubungan anak.
Contoh: Guru yang mengorganisasi kegiatan kelompok dengan rotasi peran mendorong anak belajar kerja sama dan empati.
4. Pelaksanaan dan Komunikasi
Pelaksanaan dalam hubungan anak berarti penerapan nilai dan aturan secara konsisten. Komunikasi menjadi kunci dalam pelaksanaan ini. Menurut Carl Rogers, komunikasi yang empatik dan terbuka menciptakan rasa aman dalam hubungan interpersonal anak.
Contoh: Orang tua yang mendengarkan anak dengan penuh perhatian dan tidak menghakimi akan membentuk hubungan yang saling percaya.
5. Pengawasan dan Evaluasi
Pengawasan bukan berarti kontrol berlebihan, melainkan pemantauan perkembangan anak secara bijak. Menurut Albert Bandura, anak belajar melalui observasi dan modeling. Maka, pengawasan yang disertai dengan contoh perilaku positif akan memperkuat hubungan anak dengan lingkungannya.
Contoh: Guru yang memberikan umpan balik konstruktif setelah kegiatan kelompok membantu anak memahami dinamika sosial dan memperbaiki perilaku.
PEMBAHASAN
A. Integrasi Fungsi Manajemen dalam Hubungan Anak
Fungsi-fungsi manajemen saling terkait dan membentuk sistem yang mendukung hubungan anak. Perencanaan yang baik tanpa pelaksanaan yang konsisten akan gagal. Pengorganisasian yang rapi tanpa komunikasi yang empatik akan terasa kaku. Maka, pendekatan holistik diperlukan.
Pendapat ahli:
- John Dewey menekankan pentingnya pendidikan sebagai proses sosial. Manajemen dalam pendidikan anak harus bersifat dinamis dan adaptif.
- Howard Gardner, dengan teori Multiple Intelligences, menunjukkan bahwa anak memiliki cara berbeda dalam membangun hubungan. Manajemen harus mempertimbangkan keragaman ini.
B. Tantangan dalam Penerapan Manajemen Hubungan Anak
Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain:
- Perbedaan gaya pengasuhan antara orang tua.
- Kurangnya pelatihan manajerial bagi guru dalam membentuk relasi sosial anak.
- Pengaruh media digital yang mengubah pola interaksi anak.
- Pelatihan parenting berbasis manajemen.
- Kurikulum pendidikan karakter yang terintegrasi dengan fungsi manajemen.
- Pengawasan digital yang bijak dan edukatif.
KESIMPULAN
Manajemen memiliki peranan penting dalam membentuk hubungan anak yang sehat dan produktif. Melalui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang tepat, anak dapat tumbuh dalam lingkungan yang mendukung perkembangan sosial dan emosionalnya.
Pendekatan manajerial bukan berarti mengatur anak secara kaku, melainkan membimbing mereka dengan struktur yang fleksibel dan komunikasi yang empatik. Para ahli seperti Erikson, Baumrind, Vygotsky, dan Rogers telah menunjukkan bahwa hubungan anak yang sehat membutuhkan sistem yang terencana dan penuh kasih.

Posting Komentar